Proposal

Rabu, 14 November 2012

CONTOH PROPOSAL SURVAI


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan bimbingan dan konseling semakin mengalami peningkatan dari segi kualitas guru maupun dari kualitas pelayanan bimbingan di sekolah. Pada saat ini terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan konseling, yaitu dari yang beroentasi tradisonal,remidial,klinis,dan terpusat pada konselor menuju kepada pendekatan yang berorentasi perkembangan dan preventif.Pelayanan BK Komprehensif berdasarkan pada upaya pencapaian tugas perkembangan,
Kita mengtahui Bimbingan dan Konseling sangat berpengaruh pada dunia pendidikan karena segala sesuatu yang berkaitan dengan karir,bakat,minat dan lain lain, menjadi salah satu pokok bahasan yang diberikan oleh guru BK. Oleh karena itu peran dan keprofesionalan guru BK sangat berperan penting pada hal ini. Perubahan konseptual BK
Keperadaan bimbingan dan konseling secara formal di indonesia relatif belum lama, yaitu secara resmi yaitu sejak di berlakukannya kurikulum 1975 sekolah indonseia.Sebagai suatu hal yang baru maka tentu saja dimungkinkan akan banyak terjadi kesalah pahaman di kalangan pendidikan sendiri atau juga diluar lingkungan pendidikan,dan bahkan mungkin juga kesalahan kesalahan yang lain yang justru dilakukan oleh pelaksana kegiatan bimbingan konseling itu sendiri.Bimbingan dan konseling merupakan suatu profesi yang bersifat dinamis, artinya sebgai jenis bidang profesi yang memberikan layanan kepada para pemangku kepentingan akan terus berusaha mengikuti perubahan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh para pemangku kepentingan. Berpijak dari hal itu maka tentulah terjadi perubahan paradigma yang dipakai dalam melayani para pemangku kepentingan.Perubahan tersebut dapat dilihat dengan melakukan perbandingan dari waktu ke waktu kecenderungan kegiatan layanan yang diberikan.

B.     Ruang Lingkup Survey
1.      Bagaimana dasar pengembangan dan penyusunan program BK ?
2.      Bagaimana proses dasar pelaksanaa program BK ?
3.      Bagaimana proses evaluasi program BK ?
4.      Siapa saja personalia program BK ?
5.      Apakah ada bukti – bukti fisik program BK ?
C.     Tujuan dan Manfaat Survey
Tujuan :
1.      Untuk mengetahui Dasar Pengembangan dan Penyusunan Program BK
2.      Untuk mengetahui Pelaksanaa Program BK
3.      Untuk mengetahui Evaluasi Program BK
4.      Untuk mengetahui Personalia Program BK
5.      Untuk mengetahui Bukti – Bukti Fisik Program BK
Manfaat :
1.      Manfaat Praktis
Membantu memberikan pengetahuan mengenai Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
2.      Manfaat Teoritis
Hasil kegiatan survey di harapkan mampu memberi manfaat bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Bimbingan dan Konseling.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar  Bimbingan dan Konseling
1.      Pengertian BK
Bimbingan dan konseling perkembangan yaitu proses bantuan yang proaktif dan sistematika dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pribadi yang efekti-produktif, dan keberfungsiannya di dalam lingkungan melalui interaksi yang sehat.
 
2.      Tujuan BK
Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat: (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkung­an pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

a)      Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
b)      Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko.
c)      Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
d)     Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif
e)      Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain.
f)       Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial.
g)      Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
h)      Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif.
i)        Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir.
j)        Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat

3.      Fungsi BK
a)      Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
b)      Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisi-pasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.
c)      Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang mem-fasilitasi perkembangan siswa.
d)     Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.
e)      Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
f)       Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa).
g)      Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu  individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.

4.      Prinsip BK
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut : Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut.
a.       Bimbingan diperuntukhan bagi semua individu (guidance is for all individuals)
b.      Bimbingan bersifat individualisasi Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya)
c.       Bimbingan menekankan hal yang positif.
d.      Bimbingan merupakan usaha bersama, sekolah mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan.
e.       Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam Bimbingan.
f.       Bimbingan Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.

5.      Ada 12 azas Bimbingan Konseling yaitu:
1.   Kerahasiaan
Yaitu azas dimana Konselor wajib merahasiakan masalah yang dihadapai klien kepada siapapun, dan ini  merupakan kunci kepercayaan klien terhadap konselor.
2. Kesukarelaan,
Konselor dan klien melaksanakan proses BK secara sukarela.
3.   Keterbukaan.
Keterbukaan klien untuk membahas masalahnya sangat menentukan bagi keberhasilan proses BK.
4.   Kekinian.
Masalah yang ditangani oleh BK adalah masalah yang terjadi saat ini,meski mungkin ada kaitannya dengan   masa lalu.
5.   Kemandirian.
Post dari proses BK adalah kemandirian klien utk dapat mengatasi masalahnya sendiri.
6.   Kegiatan.
BK harus mendorong klien utk melakukan kegiatan yg mendukung bagi jalan keluar dari masalahnya.
7.   Kedinamisan.
BK hendaknya bukan sekedar mampu memecahkan masalah tapi juga mampu membawa klien kepada perubahan yg lebih baih.
8.   Keterpaduan.
BK mampu memadukan berbagai aspek kepribadian klien.
9. Kenormatifan.
BK harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma Agama, adat, hukum, ilmu maupun kebiasaan sehari-hari.
10.  Keahlian.
BK merupakan layanan profesional dan dilakukan oleh profesional pula.
11.  Alih Tangan.
Jika Konselor sekolah belum mampu membantu penyelesaian masalah klien di karenakan sudah di luar keahliannya, hendaknya klien di rujuh kepada pihak yang berkompeten.
12.  Tur Wuri Handayani.
BK mampu memberikan rasa nyaman, keteladanan dan dorongan untuk maju.

B.     Ruang Lingkup dan Bidang Garapan Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Dalam ruang lingkup BK landasan atau dasar program merupakan suatu keputusan awal dan menentukan yang harus diambil oleh pemegang kebijakan pendidikan di sekolah bagi terwujudnya suatu program bimbingan dan konseling sekolah. Merancang keputusan dasar yang kuat memerlukan usaha kerjasama semua unsur dan personel sekolah, termasuk dengan orang tua dan masyarakat, sehingga program bimbingan dan konseling bisa diterima dan memberikan manfaat bagi semua siswa. Dengan demikian, selama tahap pengembangan program bimbingan dan konseling, para stakeholder hendaknya bermusyawarah untuk menentukan filosofi, misi dan fungsi dan isi keseluruhan program.
Dasar pengembangan program yang lengkap merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa program bimbingan dan konseling sekolah menjadi suatu bagian utuh dari seluruh program pendidikan untuk keberhasilan para siswa. Selain demikian, program BK merupakan program yang integral dengan keseluruhan program sekolah maka harus disusun selaras dengan program pendidikan, program disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sekolah, daerah setempat dan dikembangkan secara bertahap dengan melibatkan semua unsur sekolah dalam perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, dan penilaian.
Tahap pengembangan program BK dimulai dari tahap perencanaan program (planning) yang antara lain :
1)   Meneliti kebutuhan siswa (need assesment).
2)   Mengklasifikasi tujuan yang ingin dicapai.
3)   Membuat batasan jenis program yang akan dibuat.
4)   Meneliti jenis program yang sudah ada.
5)   Mengupayakan dukungan dan kerjasama (humas).
6)   Menentukan prioritas program.
           
            Berlanjut pada proses penyusunan program (designing) bimbingan dan konseling di sekolah yang dilakukan melalui lima tahap aktivitas, yaitu :
1)   Merumuskan tujuan secara ooperasional.
2)   Memilih strategi pelaksanaan program sesuai dengan kondisi sekolah.
3)   Menjabarkan komponen program.
4)   Menganalisis kemampuan staf sekolah.
5)   Mengadakan peningkatan kemampuan staf.
            Ketika perencanaan dan penyusunan program telah matang, maka tahap pelaksanaan program (implementing) dimulai, antara lain dengan tahap berikut :
1)   Mengidentifikasi sumber yang diperlukan.
2)   Termasuk personil sarana, prasarana, dan waktu.
3)   Membuat instrumen pengukuran keberhasilan pelaksanaan program.
4)   Melaksanakan program dan menyesuaikan dengan pelaksanaan program sekolah yang lain.
5)   Mengadakan perubahan atau perbaikan program. 
            Kemudian perlu adanya tahap penilaian program (evaluating), dengan tujuan mengetahui sejauh mana kemaksimalan pelaksanaan program BK,
Tahap evaluasi antara lain :
1)      Menentukan komponen program yang akan dinilai.
2)      Memilih model penilaian program.
3)      Memillih instrumen penilaian.
4)      Menentukan prosedur pengumpulan data.
5)      Menciptakan sistem monitoring pelaksanaan program.
6)      Menyajikan data, analisis, dan laporan hasil penilaian.


C.     Dasar Pengembangan dan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Paradigma pendekatan bimbingan dan konseling yang berorientasi perkembangan dan preventif yakni bimmbingan dan konseling komprehensif. Dalam pelaksanaanya menekankan kolaborasi antara konselor dengan para personal sekolah lainnya.
Terintegrasi dengan proses pendidikan di sekolah secara keseluruhan dengan upaya membantu siswa agar dapat mengembangkan atau mewujudkan potensi diri secara penuh (aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir).
Pelayanan BK komprehensif dikembangkan bedasarkan karakteristik perkembangan, tugas perkembangan, ptensi, atau masalah-masalah siswa dengan mengimplementasi BK di sekolah diorientasikan pada upaya memfasilitasi potensi siswa (pribadi, sosial, belajar, karir), atau pengembangan pribadi siswa sebagai makhluk berdimensi biopsikososiospiritual.


D.    Personalia yang terlibat dalam Pengembangan dan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan survey ini kami memerlukan personalia yang terlibat dari pihak sekolah diantaranya :
1.      Kepala sekolah yang berfungsi  sebagai edukator, manager, administrator dan supervisor Pemimpin / Leader Inovator Motovator.

2.      Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan menyusun perencanaan membaut program kegiatan dan melaksanakan program, Pengorganisasian, Pengarahan, Ketenagaan, Pengoordinasian, Pengawasan, Penilaian, Identifikasi dan pengukuran data,dan Penyusunan laporan.

3.      Guru melakukan kerjasama dengan konselor dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling, mengalihtangankan siswa yang membutuhkan penanganan pada ahli pembimbing, memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan BK, membantu mengumpulkan informasi yang dipersatukan dalam layanan BK, dan menerapkan nilai dan bimbingan dalam kegiatan belajar mengajar.

4.       Koordinator BK bertugas
a.       Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam:
1)      Memasyarakatkan layanan BK
2)      Menyusun program BK
3)      Melaksanakan program BK
4)      Mengadministrasikan program BK
5)      Menilai program BK
6)      Mengadakan tindak lanjut
b.      Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya sarana dan prasarana
c.       Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan BK kepada kepala sekolah

5.      Konselor
a.       Ikut merumuskan program BK
b.      Melaksanakan program BK
c.       Melaksanakan layanan BK terhadap siswa tanggungannya
d.      Mengevaluasi hasil dan proses layanan BK
e.       Menganalisis hasil evaluasi
f.       Melaksanakan tindak lanjut hasil analisis penilaian
g.      Mengadministrasikan kegiatan BK bersama koordinator
h.      Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator pembimbing dan kepala sekolah
i.        Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berakhalak mulia
j.        Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah

6.      Administrasi
a.       Membantu guru BK dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan BK di sekolah
b.      Membantu guru BK  dalam menyiapkan sarana


           
BAB III
METODE SURVEY

A.    Jenis Metode Survey
1.      Wawancara, digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai pembahasan ruang lingkup dalam proposal kegiatan survey di sekolah.
2.      Observasi, digunakan untuk melihat keadaan secara langsung mengenai pembahasan dalam ruang lingkup kegiatan survey.
3.      Dokumentasi, digunakan untuk memperkuat dan memperjelas bukti fisik saat kegiatan survei berlangsung

B.     Prosedur Survey
1.   Tahap - tahap wawancara meliputi :
a.    Menentukan siapa yang diwawancarai
b.   Mempersiapkan wawancara
c.    Gerakan awal
d.   Melakukan wawancara dan memelihara agar wawancara produktif
e.    Menghentikan wawancara dan memperoleh rangkuman hasil wawancara

2.   Tahap – tahap observasi
a.    Menentukan tempat yang akan di observasi.
b.   Menentukan siapa saja yang menjadi observe.
c.    Menentukan data- data yang di perlukan.
d.   Menentukan cara mengumpulkan data.
e.    Menyediakan perlengkapan dalam proses kegiatan observasi, seperti alat – alat tulis, kamera, dan perekam.
3.      Tahap – tahap dokumentasi
a.       Mengetahui tempat yang akan di dokumentasikan.
b.      Menyediakan peralatan dokumentasi.
c.       Mengatahui teknik – teknik pendokumentasian secara tepat sehingga hasilnya maksimal.

C.     Personalia yang terlibat dalam survey
1.      Survaiver 1: M. Irfan  Baihaqi sebagai Pewawancara 1
2.      Survaiver 2: Moch. Agung N. sebagai Pewawancara 2
3.      Survaiver 3: Mary Nuzullul Muvida sebagai Notulen 1
4.      Survaiver 4: Maya Nining Ekasari sebagai Notulen 2
5.      Survaiver 5: Mochamad Arifin sebagai Dokumenter
6.      Survaiver 6: Heru Mahardika sebagai Observer 1
7.      Survaiver 7: Taufiq Rachman S. sebagai Observer 2

D.    Teknik analisis yang digunakan

Dalam kegiatan survey disekolah kelompok kami menggunakan teknik deskriptif kualitatif, yaitu dalam penelitian kualitatif sumber data dipilih dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Proses pengumpulan data mengutamakan perspektif emic (mementingkan bagaimana responden memandang dan menafsirkan dunia sekitarnya). Sesuai dengan jenis data, penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data, wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Ketiga metode pengumpulan data ini merupakan ciri khas penelitian kualitatif.

1.      Dalam metode observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung tentang kondisi di lapangan, baik yang berupa keadaan fisik maupun perilaku yang terjadi selama berlangsungnya penelitian. Dalam pengertian sempit observasi berarti pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.

2.      Dalam metode wawancara dengan cara bertanya langsung kepada responden baik terstruktur maupun tidak terstruktur. Seperti halnya dalam teknik pengumpulan data dengan observasi, maka dalam wawancara ini pun hasilnya dicatat dan direkam untuk menghindari terjadinya kesesatan. Di samping itu peneliti juga menggunakan teknik recall yaitu menggunakan pertanyaan yang sama tentang suatu hal dengan maksud memperoleh kepastian jawaban dari responden. Apabila hasil jawaban pertama dan selanjutnya sama, maka data dapat disebut sudah maksimal.


3.      Pengumpulan data melalui teknik ini dimaksudkan untuk melengkapi hasil data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dengan analisis dokumen ini diharapkan data yang diperlukan menjadi benar-benar valid. Dokumen yang dapat dijadikan sumber antara lain foto, laporan penelitian, buku-buku yang sesuai dengan penelitian, dan data tertulis lainnya.




BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN SURVEY

Berdasarkan kesepakatan bersama antara setiap anggota survai, maka dengan beberapa pertimbangan kegiatan survai ini akan dilaksanakan pada bulan November minggu ke-2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar