BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan bimbingan dan konseling semakin mengalami peningkatan
dari segi kualitas guru maupun dari kualitas pelayanan bimbingan di sekolah. Pada
saat ini terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan konseling, yaitu
dari yang beroentasi tradisonal,remidial,klinis,dan terpusat pada konselor
menuju kepada pendekatan yang berorentasi perkembangan dan preventif.Pelayanan
BK Komprehensif berdasarkan pada upaya pencapaian tugas perkembangan,
Kita mengtahui Bimbingan dan Konseling sangat berpengaruh pada
dunia pendidikan karena segala sesuatu yang berkaitan dengan karir,bakat,minat
dan lain lain, menjadi salah satu pokok bahasan yang diberikan oleh guru BK. Oleh
karena itu peran dan keprofesionalan guru BK sangat berperan penting pada hal
ini. Perubahan konseptual BK
Keperadaan bimbingan dan konseling secara formal di indonesia
relatif belum lama, yaitu secara resmi yaitu sejak di berlakukannya kurikulum
1975 sekolah indonseia.Sebagai suatu hal yang baru maka tentu saja dimungkinkan
akan banyak terjadi kesalah pahaman di kalangan pendidikan sendiri atau juga
diluar lingkungan pendidikan,dan bahkan mungkin juga kesalahan kesalahan yang
lain yang justru dilakukan oleh pelaksana kegiatan bimbingan konseling itu
sendiri.Bimbingan dan konseling merupakan suatu profesi yang bersifat dinamis,
artinya sebgai jenis bidang profesi yang memberikan layanan kepada para
pemangku kepentingan akan terus berusaha mengikuti perubahan kebutuhan dan
masalah yang dihadapi oleh para pemangku kepentingan. Berpijak dari hal itu
maka tentulah terjadi perubahan paradigma yang dipakai dalam melayani para
pemangku kepentingan.Perubahan tersebut dapat dilihat dengan melakukan
perbandingan dari waktu ke waktu kecenderungan kegiatan layanan yang diberikan.
B.
Ruang Lingkup
Survey
1.
Bagaimana dasar
pengembangan dan penyusunan program BK ?
2.
Bagaimana proses
dasar pelaksanaa program BK ?
3.
Bagaimana proses
evaluasi program BK ?
4.
Siapa saja
personalia program BK ?
5.
Apakah ada bukti
– bukti fisik program BK ?
C. Tujuan dan Manfaat Survey
Tujuan :
1. Untuk mengetahui Dasar Pengembangan dan Penyusunan
Program BK
2. Untuk mengetahui Pelaksanaa Program BK
3. Untuk mengetahui Evaluasi Program BK
4. Untuk mengetahui Personalia Program BK
5. Untuk mengetahui Bukti – Bukti Fisik Program BK
Manfaat :
1. Manfaat Praktis
Membantu memberikan pengetahuan mengenai Layanan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
2. Manfaat Teoritis
Hasil kegiatan survey di harapkan mampu memberi
manfaat bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Bimbingan dan Konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian
BK
Bimbingan dan konseling
perkembangan yaitu proses bantuan yang proaktif dan sistematika dalam
memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pribadi yang
efekti-produktif, dan keberfungsiannya di dalam lingkungan melalui interaksi
yang sehat.
2. Tujuan BK
Tujuan pemberian layanan bimbingan
ialah agar individu dapat: (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; (2)
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
(3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam
studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan
kerja.
a) Menghayati
nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
b) Berperilaku
atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani
menghadapi resiko.
c) Memiliki
kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi
atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
d) Mampu
memecahkan masalah secara wajar dan objektif
e) Memelihara
nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi
dengan orang lain.
f) Menjunjung
tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar
dalam kehidupan sosial.
g) Mengembangkan
potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
h) Memperkaya
strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin
kompetitif.
i)
Mengembangkan dan memelihara penguasaan
perilaku, nilai, dan
kompetensi yang
mendukung pilihan karir.
j)
Meyakini nilai-nilai yg terkandung
dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat
3. Fungsi
BK
a) Pemahaman, yaitu membantu peserta didik
(siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
b) Preventif, yaitu upaya konselor untuk
senantiasa mengantisi-pasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.
c) Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya
untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang mem-fasilitasi
perkembangan siswa.
d) Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang
bersifat kuratif.
e) Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam
membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi,
dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
f) Adaptasi, yaitu fungsi membantu para
pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat kemampuan, dan
kebutuhan individu (siswa).
g) Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam
membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan
konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.
4. Prinsip
BK
Terdapat beberapa prinsip dasar yang
dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip
ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar
bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut : Terdapat beberapa prinsip
dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan.
Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan
yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut.
a. Bimbingan diperuntukhan bagi semua
individu (guidance is for all individuals)
b. Bimbingan bersifat individualisasi
Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya)
c. Bimbingan menekankan hal yang
positif.
d. Bimbingan merupakan usaha bersama,
sekolah mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan.
e. Pengambilan keputusan merupakan hal
yang esensial dalam Bimbingan.
f. Bimbingan Berlangsung dalam Berbagai
Setting (Adegan) Kehidupan.
5. Ada
12 azas Bimbingan Konseling yaitu:
1. Kerahasiaan
Yaitu azas
dimana Konselor wajib merahasiakan masalah yang dihadapai klien kepada
siapapun, dan ini merupakan kunci kepercayaan klien terhadap konselor.
2. Kesukarelaan,
Konselor
dan klien melaksanakan proses BK secara sukarela.
3.
Keterbukaan.
Keterbukaan klien untuk membahas masalahnya sangat menentukan bagi keberhasilan proses BK.
Keterbukaan klien untuk membahas masalahnya sangat menentukan bagi keberhasilan proses BK.
4.
Kekinian.
Masalah yang ditangani oleh BK adalah masalah yang terjadi saat ini,meski mungkin ada kaitannya dengan masa lalu.
Masalah yang ditangani oleh BK adalah masalah yang terjadi saat ini,meski mungkin ada kaitannya dengan masa lalu.
5.
Kemandirian.
Post
dari proses BK adalah kemandirian klien utk dapat mengatasi masalahnya sendiri.
6.
Kegiatan.
BK
harus mendorong klien utk melakukan kegiatan yg mendukung bagi jalan keluar
dari masalahnya.
7.
Kedinamisan.
BK
hendaknya bukan sekedar mampu memecahkan masalah tapi juga mampu membawa klien
kepada perubahan yg lebih baih.
8.
Keterpaduan.
BK
mampu memadukan berbagai aspek kepribadian klien.
9.
Kenormatifan.
BK
harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma Agama, adat, hukum, ilmu
maupun kebiasaan sehari-hari.
10.
Keahlian.
BK
merupakan layanan profesional dan dilakukan oleh profesional pula.
11.
Alih Tangan.
Jika Konselor sekolah belum mampu membantu penyelesaian masalah klien di karenakan sudah di luar keahliannya, hendaknya klien di rujuh kepada pihak yang berkompeten.
Jika Konselor sekolah belum mampu membantu penyelesaian masalah klien di karenakan sudah di luar keahliannya, hendaknya klien di rujuh kepada pihak yang berkompeten.
12.
Tur Wuri Handayani.
BK
mampu memberikan rasa nyaman, keteladanan dan dorongan untuk maju.
B. Ruang Lingkup dan Bidang Garapan Guru Bimbingan dan
Konseling di Sekolah
Dalam ruang lingkup BK landasan atau
dasar program merupakan suatu keputusan awal dan menentukan yang harus diambil
oleh pemegang kebijakan pendidikan di sekolah bagi terwujudnya suatu program
bimbingan dan konseling sekolah. Merancang keputusan dasar yang kuat memerlukan
usaha kerjasama semua unsur dan personel sekolah, termasuk dengan orang tua dan
masyarakat, sehingga program bimbingan dan konseling bisa diterima dan
memberikan manfaat bagi semua siswa. Dengan demikian, selama tahap pengembangan
program bimbingan dan konseling, para stakeholder hendaknya bermusyawarah untuk
menentukan filosofi, misi dan fungsi dan isi keseluruhan program.
Dasar pengembangan program yang lengkap merupakan hal yang sangat penting
untuk memastikan bahwa program bimbingan dan konseling sekolah menjadi suatu
bagian utuh dari seluruh program pendidikan untuk keberhasilan para siswa. Selain demikian, program BK
merupakan program yang integral dengan keseluruhan program sekolah maka harus
disusun selaras dengan program pendidikan, program disesuaikan dengan kebutuhan
siswa, sekolah, daerah setempat dan dikembangkan secara bertahap dengan
melibatkan semua unsur sekolah dalam perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, dan
penilaian.
Tahap pengembangan program BK dimulai dari tahap perencanaan program
(planning) yang antara lain :
1) Meneliti kebutuhan siswa (need assesment).
2) Mengklasifikasi tujuan yang ingin dicapai.
3) Membuat batasan jenis program yang akan dibuat.
4) Meneliti jenis program yang sudah ada.
5) Mengupayakan dukungan dan kerjasama (humas).
6) Menentukan prioritas program.
Berlanjut pada proses penyusunan program (designing) bimbingan dan konseling di
sekolah yang dilakukan melalui lima tahap aktivitas, yaitu :
1)
Merumuskan
tujuan secara ooperasional.
2)
Memilih
strategi pelaksanaan program sesuai dengan kondisi sekolah.
3)
Menjabarkan
komponen program.
4)
Menganalisis
kemampuan staf sekolah.
5)
Mengadakan
peningkatan kemampuan staf.
Ketika perencanaan dan
penyusunan program telah matang, maka tahap pelaksanaan program (implementing)
dimulai, antara lain dengan tahap berikut :
1)
Mengidentifikasi
sumber yang diperlukan.
2)
Termasuk
personil sarana, prasarana, dan waktu.
3)
Membuat
instrumen pengukuran keberhasilan pelaksanaan program.
4)
Melaksanakan
program dan menyesuaikan dengan pelaksanaan program sekolah yang lain.
5)
Mengadakan
perubahan atau perbaikan program.
Kemudian perlu adanya
tahap penilaian program (evaluating), dengan tujuan mengetahui sejauh mana
kemaksimalan pelaksanaan program BK,
Tahap evaluasi antara lain :
1)
Menentukan
komponen program yang akan dinilai.
2)
Memilih model
penilaian program.
3)
Memillih
instrumen penilaian.
4)
Menentukan
prosedur pengumpulan data.
5)
Menciptakan
sistem monitoring pelaksanaan program.
6)
Menyajikan
data, analisis, dan laporan hasil penilaian.
C.
Dasar
Pengembangan dan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Paradigma
pendekatan bimbingan dan konseling yang berorientasi perkembangan dan preventif
yakni bimmbingan dan konseling komprehensif. Dalam pelaksanaanya menekankan
kolaborasi antara konselor dengan para personal sekolah lainnya.
Terintegrasi
dengan proses pendidikan di sekolah secara keseluruhan dengan upaya membantu
siswa agar dapat mengembangkan atau mewujudkan potensi diri secara penuh (aspek
pribadi, sosial, belajar, dan karir).
Pelayanan BK
komprehensif dikembangkan bedasarkan karakteristik perkembangan, tugas
perkembangan, ptensi, atau masalah-masalah siswa dengan mengimplementasi BK di
sekolah diorientasikan pada upaya memfasilitasi potensi siswa (pribadi, sosial,
belajar, karir), atau pengembangan pribadi siswa sebagai makhluk berdimensi
biopsikososiospiritual.
D.
Personalia yang
terlibat dalam Pengembangan dan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah.
Untuk kelancaran dalam pelaksanaan survey ini kami
memerlukan personalia yang terlibat dari pihak sekolah diantaranya :
1. Kepala
sekolah yang berfungsi sebagai edukator,
manager, administrator dan supervisor Pemimpin / Leader Inovator Motovator.
2. Wakil
kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan menyusun perencanaan
membaut program kegiatan dan melaksanakan program, Pengorganisasian,
Pengarahan, Ketenagaan, Pengoordinasian, Pengawasan, Penilaian, Identifikasi
dan pengukuran data,dan Penyusunan laporan.
3. Guru
melakukan kerjasama dengan konselor dalam
mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling,
mengalihtangankan siswa yang membutuhkan penanganan pada ahli pembimbing,
memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan BK, membantu mengumpulkan
informasi yang dipersatukan dalam layanan BK, dan menerapkan nilai dan
bimbingan dalam kegiatan belajar mengajar.
4.
Koordinator
BK bertugas
a.
Mengkoordinasikan
guru pembimbing dalam:
1) Memasyarakatkan layanan BK
2) Menyusun program BK
3) Melaksanakan program BK
4) Mengadministrasikan program BK
5) Menilai program BK
6) Mengadakan tindak lanjut
b.
Membuat
usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya sarana dan prasarana
c.
Mempertanggungjawabkan
pelaksanaan kegiatan BK kepada kepala sekolah
5. Konselor
a. Ikut merumuskan program BK
b. Melaksanakan program BK
c. Melaksanakan layanan BK terhadap siswa
tanggungannya
d. Mengevaluasi hasil dan proses layanan BK
e. Menganalisis hasil evaluasi
f. Melaksanakan tindak lanjut hasil analisis
penilaian
g. Mengadministrasikan kegiatan BK bersama koordinator
h. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan
kepada koordinator pembimbing dan kepala sekolah
i.
Menampilkan
pribadi sebagai figur moral yang berakhalak mulia
j.
Berpartisipasi
aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah
6. Administrasi
a. Membantu guru BK dalam mengadministrasikan
seluruh kegiatan BK di sekolah
b. Membantu guru BK dalam menyiapkan sarana
BAB III
METODE SURVEY
A.
Jenis Metode
Survey
1. Wawancara,
digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai pembahasan ruang lingkup dalam
proposal kegiatan survey di sekolah.
2. Observasi,
digunakan untuk melihat keadaan secara langsung mengenai pembahasan dalam ruang
lingkup kegiatan survey.
3. Dokumentasi,
digunakan untuk memperkuat dan memperjelas bukti fisik saat kegiatan survei
berlangsung
B.
Prosedur Survey
1.
Tahap - tahap
wawancara meliputi :
a.
Menentukan siapa
yang diwawancarai
b.
Mempersiapkan
wawancara
c.
Gerakan awal
d.
Melakukan
wawancara dan memelihara agar wawancara produktif
e.
Menghentikan
wawancara dan memperoleh rangkuman hasil wawancara
2. Tahap – tahap observasi
a. Menentukan tempat yang akan di observasi.
b. Menentukan siapa saja yang menjadi observe.
c. Menentukan data- data yang di perlukan.
d. Menentukan cara mengumpulkan data.
e. Menyediakan perlengkapan dalam proses kegiatan
observasi, seperti alat – alat tulis, kamera, dan perekam.
3. Tahap – tahap dokumentasi
a.
Mengetahui tempat yang akan di
dokumentasikan.
b.
Menyediakan peralatan dokumentasi.
c.
Mengatahui teknik – teknik
pendokumentasian secara tepat sehingga hasilnya maksimal.
C.
Personalia yang
terlibat dalam survey
1.
Survaiver 1: M.
Irfan Baihaqi sebagai Pewawancara 1
2.
Survaiver 2:
Moch. Agung N. sebagai Pewawancara 2
3.
Survaiver 3:
Mary Nuzullul Muvida sebagai Notulen 1
4.
Survaiver 4:
Maya Nining Ekasari sebagai Notulen 2
5.
Survaiver 5:
Mochamad Arifin sebagai Dokumenter
6.
Survaiver 6:
Heru Mahardika sebagai Observer 1
7.
Survaiver 7:
Taufiq Rachman S. sebagai Observer 2
D.
Teknik analisis
yang digunakan
Dalam
kegiatan survey disekolah kelompok kami menggunakan teknik deskriptif
kualitatif, yaitu dalam penelitian kualitatif sumber data
dipilih dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Proses pengumpulan data
mengutamakan perspektif emic (mementingkan bagaimana responden memandang dan
menafsirkan dunia sekitarnya). Sesuai dengan jenis data, penelitian ini
menggunakan metode pengumpulan data, wawancara, pengamatan dan dokumentasi.
Ketiga metode pengumpulan data ini merupakan ciri khas penelitian kualitatif.
1. Dalam
metode observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung tentang
kondisi di lapangan, baik yang berupa keadaan fisik maupun perilaku yang
terjadi selama berlangsungnya penelitian. Dalam pengertian sempit observasi
berarti pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang
diselidiki.
2.
Dalam metode wawancara dengan cara
bertanya langsung kepada responden baik terstruktur maupun tidak terstruktur.
Seperti halnya dalam teknik pengumpulan data dengan observasi, maka dalam
wawancara ini pun hasilnya dicatat dan direkam untuk menghindari terjadinya
kesesatan. Di samping itu peneliti juga menggunakan teknik recall yaitu
menggunakan pertanyaan yang sama tentang suatu hal dengan maksud memperoleh
kepastian jawaban dari responden. Apabila hasil jawaban pertama dan selanjutnya
sama, maka data dapat disebut sudah maksimal.
3. Pengumpulan
data melalui teknik ini dimaksudkan untuk melengkapi hasil data yang diperoleh
melalui wawancara dan observasi. Dengan analisis dokumen ini diharapkan data
yang diperlukan menjadi benar-benar valid. Dokumen yang dapat dijadikan sumber
antara lain foto, laporan penelitian, buku-buku yang sesuai dengan penelitian,
dan data tertulis lainnya.
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN SURVEY
Berdasarkan
kesepakatan bersama antara setiap anggota survai, maka dengan beberapa
pertimbangan kegiatan survai ini akan dilaksanakan pada bulan
November minggu ke-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar